Larangan
Membujang
Hidup membujang
tidak baik. Tidak ada suatu alasan pun yang dapat membenarkan hidup membujang.
Risikonya terlalu besar, karena manusia, terutama wanita, selalu dikuasai dan
dipengaruhi oleh gaya hidup seksualitas. Hasrat seks yang sulit dikendalikan,
bila dirintangan akan mengkibatkan kecewaan dan penderitaan yang menjurus
kepada bentrokan jiwa.
Hidup
dalam perkawinan akan memperoleh hikmah dan manfaat yang benar yang tidak
dijumpai saat bujagan. Sebagai akibat dari membujang terus-menerus bagi yang
tidak mempunyai landasan takwa kepada Allah Swt. Ia akan tertimpa hal-hal yang
sangat tercela. Sebagaimana di sebutkan dalam hadis :
Artinya
: “orang yang
paling buruk di antaramu ialah para pembujang, dan di antara orang-orang mati
yang terburuk adalah orang yang mati dalam keadaan membujang.” (HR. Abu Ya’la dan Tabrani)
Islam diharamkan
bagi seorang muslim menghindari pernikahan sekalipun dengan niat untuk
beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, terutama jika ia telah memiliki
syarat serta sarana pernikahan. Hal ini ditekankan, karena Islam memerangi
setiap ajakan menuju pembujangan. Pembujangan bertentangan dengan fitrah
manusia dan berbenturan dengan naluri seks manusia.
Artinya
: “hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik telah Allah halalkan
bagi kamu, dan jaganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampauo batas. (QR. Al Maidah:87)
Setiap manusia
agar kawin guna menyalurkan libido seksualnya dengan wajar, sebab satu-satunya
petualangan seksual yang murni dan sah hanya dapat diperoleh melalui
perkawinan.
Maka
salah dan keliru manusia yang enggan kawin hanya beranggapan bahwa peraturan
perkawinan dalam agam (Islam) semata-mata mengikat hubungan laki-laki dan perempuan,
bukan untuk menuju kebaikan. Dari sinilah selalu timbul paham (seks bebas),
yaitu yang para pelakunya adalah orang-orang yang enggan kawin atau orang yang
sudah pernah kawin tetapi bercerai untuk mencari kebebasan dalam hubungan
seksual.
Hadis Nabi Saw:
Artinaya
: “sesungguhnya
wanita-wanita itu adalah teman sejawat kaum laki-laki.”
0 komentar:
Post a Comment